“Walaupun kelak aku hanya menjadi satu-satunya istri dalam hidupmu, namun jika aku tidak menerima hukum ALLAH Ta’ala bahwa engkau memiliki hak untuk menikahi wanita selain aku, maka aku telah mengingkari Al-Qur’an dan durhaka kepada ALLAH Ta’ala,
Wahai suamiku ...
Seorang laki-laki diciptakan memiliki kelebihan dibanding wanita, maka aku merelakan apa yang telah ALLAH Ta’ala tetapkan untuk kami kaum wanita, semoga ALLAH Ta’ala redha kepadaku.”
“Maka keputusannya ada di tanganmu,
bukannya aku tidak mencintaimu,
sungguh engkau adalah lelaki terbaik yang pernah aku temui,
engkau selalu memenuhi kebutuhanku semampumu,
jika engkau marah, hal itu semata karena kesalahanku,
tidaklah engkau pernah berbuat zalim kepada kami isteri dan anakmu,
jika engkau telah berbuat adil kepada kami, maka kenapa aku harus menahan apa yang menjadi hak yang telah diberikan ALLAH Ta’ala kepadamu?
Jika aku menahannya maka aku telah menolak keputusan ALLAH dan tidak adil kepadamu !”
“Wahai suamiku ...
wanita mana yang tidak memiliki kecemburuan dalam hatinya,
wanita mana yang tidak cemburu kepada lelaki sebaik engkau,
wanita mana yang sanggup melihat suami dan orang yang dicintainya bermadu kasih bersama wanita lain dihadapannya ...
namun aku redha kepada apa yang ALLAH Ta’ala redha kepadanya,
aku akan mengatur kecemburuanku agar berbuah menjadi kebaikan di hadapan ALLAH Ta’ala dan kemudian menjadi kebaikan di matamu, wahai suamiku, aku tidak memaksamu untuk menikah lagi, namun ketahuilah bahwa aku telah redha jika engkau ingin menikah lagi.”
”Wahai suamiku ...
sungguh aku sangat merindukan jannah ALLAH Ta’ala,
dan aku ingin meraihnya bersamamu, aku pun ingin selalu bisa mendampingimu selama yang aku mampu, hingga ke jannah kelak insya ALLAH, aku selalu ingin berada dalam lembutnya labuhan kasih sayangmu.
Wahai suamiku ...
engkau adalah pemimpinku,
maka bimbinglah diri ini untuk selalu berada di atas jalan yang benar yang
diredhai ALLAH Ta’ala dan sesuai sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Terpelesetnya dirimu adalah bencana bagiku,
maka aku selalu berdo’a kepada ALLAH Ta’ala
agar memberikan kita jalan yang lurus " Jalan yang di Ridhoi " . . .
Ya ALLAH "
Terangkanlah Jalan-ku dengan Cayaha Hidup_MU ...
Pimpinlah Hamba dengan Hidayah dari_MU . . .
Ampunilah Dosa-dosa kami yang telah lalu . . .
Sungguh hamba mendambakan Keridhoan_MU . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar