Takkan mampu menyamakan satu detik kejujuranku untukmu
Aku pernah terpenggal dalam penantian
Aku pernah terbius dalam liciknya kemunafikan
Aku pernah tertidur diatas bantal penyesalan
Aku pernah mengiyakan dirimu meski cinta itu belum terurai
Aku pernah disini, disana dan dimana-mana …
Aku pernah kosong dan belum sempat terisi oleh apapun
Aku hanya pernah dan masih bersamamu dalam bentuk yang tulus
Bentuk yang terbentuk dari hati yang terketuk
Namun … jiwaku belum utuh
Pengejaranku belum terkejar dan keinginanku masih dalam buruan waktu
Kamu adalah sesuatu yang bernilai meski nilai itu belum dapat ku tangkap
Kamu adalah persinggahan yang sedikit terabai
Kamu adalah rumah yang menyediakan cinta dan menawarkan rasa
Kamu adalah tirai yang menutup aibku dan merapatkan resahku
Kamu adalah tulang punggung yang menafkahi kesetiaanku
Kamu adalah pondasi yang menahan keruntuhanku
Namun … jiwaku belum utuh
Meskipun ku sadari … tanpamu seperti terlahir sebagai batu
Aku masih menyisakan ruang besar diantara sempitnya dadaku
Ku pastikan ruang itu hanya untuk membahagiakanmu
Dan sisanya untuk memahami kelemahanmu
Aku tanpamu … seperti terlahir sebagai batu
[ For My Lovely Sister "Leksyawanti Widyasih" ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar