Sahabat …
Kematian itu PASTI datangnya …
Tapi tidak TERDUGA datangnya …
Sehingga orang yang BIJAKSANA akan selalu SIAP menghadapinya.
Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wa sallam telah bersabda :
“PerBANYAKlah mengINGAT sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan,
yaitu KEMATIAN!” [HR. Tirmidzi]
Berbahagialah hamba-hamba ALLAH yang senantiasa bercermin dari kematian.
Kematian adalah guru terbaik …
Kematian memberikan banyak pelajaran …
Kematian akan membingkai makna hidup …
Bahkan kematian akan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang …
Beberapa hikmah kematian adalah :
1. KEMATIAN mengingatkan bahwa WAKTU SANGAT BERHARGA
Tak seorang pun tahu …
Berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia akan berakhir.
Ketika Sang Sutradara telah memutuskan ‘cukup’
Walau dengan berat hati dan terpaksa …
Permainan di dunia akan segera ditinggalkannya.
Ketika seorang manusia telah melalaikan waktunya …
Pada hakekatnya ia sedang menghancurkan kehidupannya …
Pada hakekatnya ia sedang menyiapkan kebinasaannya …
Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat …
Melainkan ajal kian mendekat.
ALLAH Subhanahu wa Ta’alaa mengingatkan :
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” [ Al-Anbiya : 1 ]
“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang zalim: ‘Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul ...” [ Ibrahim : 44 ]
2. KEMATIAN mengingatkan bahwa KITA BUKAN SIAPA-SIAPA
Kehidupan dunia adalah pentas sandiwara …
Dan kematian seseorang adalah akhir peran yang dimainkannya.
Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan ...
Walaupun peran yang dimainkan adalah seorang pejabat …
Atau seorang yang kaya raya …
Atau sang raja diraja sekalipun …
Ketika Sang Sutradara mengatakan ‘cukup’ !
Maka semua akan kembali kepada_NYA …
Mempertanggungjawabkan setiap peran yang dimainkannya.
Dan kita baru sadar … bahwa kita bukan siapa-siapa …
3. KEMATIAN mengingatkan bahwa KITA TAK MEMILIKI APA-APA
Bila kehidupan adalah panggung sandiwara …
Di atas pentas dunia kita hanyalah hamba.
Sehingga ‘kekayaan’ dan ‘kekuasaan’ yang ada adalah fatamorgana …
Yang akan ‘hilang’ bila habis perannya ...
Pemilik sebenarnya hanyalah ALLAH Sang Pencipta dan Penguasa.
Ketika peran usai, kepemilikan pun kembali kepada_NYA.
Harta yang dimiliki hanyalah kain kafan putih yang ada.
Sahabat yang setia hanyalah amal sholeh yang membela.
4. KEMATIAN mengingatkan bahwa HIDUP ADALAH SEMENTARA
Bila kejayaan dan kesuksesan di dunia …
Manusia bahagia dan menyangka bahwa hidup akan selamanya.
Sehingga dia akan terlena ...
Bahwa ALLAH menciptakan dunia ini hanyalah sementara.
Demikian pula bila musibah dan bencana yang melanda di dunia ...
Manusia sedih dan nestapa meratapi apa yang ada …
Seperti tidak ada nikmat lain yang ada selamanya.
Sehingga dia menjadi lupa …
Bahwa dunia ini hanyalah sementara.
Kita akan menikmati hidup dengan bersabar dan bersyukur ...
Bila kita ingat akan datangnya kematian ...
Dimana dia bukan merupakan akhir kehidupan …
Tetapi dia adalah awal dari kebidupan yang kekal …
5. KEMATIAN mengingatkan bahwa HIDUP BEGITU BERHARGA
Bila hidup adalah sementara …
Dan kematian bukan merupakan akhir kehidupan …
Tetapi merupakan awal dari kebidupan yang kekal …
Maka hidup di dunia sangatlah berharga …
Manusia seharusnya memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Karena Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman.
Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu …
Dengan menanam tumbuhan yang berharga …
Dia akan menanam dengan sungguh-sungguh …
Dan dia khawatir, bila ladang harus dikembalikan …
Ternyata tanaman tak berbuah dengan hasil yang sedikt dan tak sempurna.
Dan dia akan bahagia, bila mempunyai buah yang banyak dan sempurna ...
Untuk bekal kehidupan selanjutnya.
Orang biasa mengatakan:
“Carilah kesuksesanmu di dunia tapi jangan lupa akhiratmu..”
Tetapi ALLAH sebaliknya berfirman:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan ALLAH kepadamu untuk (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan nasibmu dari (kenikmatan) dunia…” [ Al-Qashash : 77 ]
Orang yang mencintai sesuatu …
takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu.
Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat.
Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.
Sumber : "O.F.A"
Bila kejayaan dan kesuksesan di dunia …
Manusia bahagia dan menyangka bahwa hidup akan selamanya.
Sehingga dia akan terlena ...
Bahwa ALLAH menciptakan dunia ini hanyalah sementara.
Demikian pula bila musibah dan bencana yang melanda di dunia ...
Manusia sedih dan nestapa meratapi apa yang ada …
Seperti tidak ada nikmat lain yang ada selamanya.
Sehingga dia menjadi lupa …
Bahwa dunia ini hanyalah sementara.
Kita akan menikmati hidup dengan bersabar dan bersyukur ...
Bila kita ingat akan datangnya kematian ...
Dimana dia bukan merupakan akhir kehidupan …
Tetapi dia adalah awal dari kebidupan yang kekal …
5. KEMATIAN mengingatkan bahwa HIDUP BEGITU BERHARGA
Bila hidup adalah sementara …
Dan kematian bukan merupakan akhir kehidupan …
Tetapi merupakan awal dari kebidupan yang kekal …
Maka hidup di dunia sangatlah berharga …
Manusia seharusnya memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Karena Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman.
Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu …
Dengan menanam tumbuhan yang berharga …
Dia akan menanam dengan sungguh-sungguh …
Dan dia khawatir, bila ladang harus dikembalikan …
Ternyata tanaman tak berbuah dengan hasil yang sedikt dan tak sempurna.
Dan dia akan bahagia, bila mempunyai buah yang banyak dan sempurna ...
Untuk bekal kehidupan selanjutnya.
Orang biasa mengatakan:
“Carilah kesuksesanmu di dunia tapi jangan lupa akhiratmu..”
Tetapi ALLAH sebaliknya berfirman:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan ALLAH kepadamu untuk (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan nasibmu dari (kenikmatan) dunia…” [ Al-Qashash : 77 ]
Orang yang mencintai sesuatu …
takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu.
Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat.
Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.
Sumber : "O.F.A"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar