Seseorang dengan kekuatan Takdir
Dengan izin_NYA, dia lahir
Bermisi suci memurnikan agama_NYA
Mengembalikan kepercayaan umat pada_NYA
Selamanya di Dunia yang Fana
Di tanah-tanah tandus
Perkataannya menembus masa
Memuaskan umat yang haus
Akan kebaikan dari kejamnya dunia
Ketika ia belum menginjak kedewasaan
Yang Maha Kuasa memberinya kepercayaan
Dibersihkan hatinya oleh para pembantu_NYA
Kepercayaan yang tidak pernah disia-siakannya
Secepat angin, waktu berlalu
Ketika kebersihan hatinya memberontak atas segala yang terjadi
Hanya kepada Tuhannya ia mendekatkan diri
Begitu dekat hingga setiap desahan napasnya mengiringi berlalunya waktu
Malam yang kelam dan dingin itu
Tuhannya telah memberinya gelar teragung
Membuat tekadnya sekeras batu
Menegakkan agama_NYA yang Agung
Ketika dimulainya Misi Suci itu
Para penentangnya bersilat lidah dengan pandainya
Mencoba meluluhkan hati pejuang_NYA untuk kembali
Kembali ke jalan yang mereka yakini benar
Namun, semua berlalu, dengan sumpah serapah
Ketika para manusia yang beruntung mulai memasuki kebenaran
Memang, tantangan menerjang bagai longsor batu
Tapi, tak terlintas pikiran menyerah pada masa
Ketika ditantang dengan jalan penuh kekerasan
Dihadapi dengan langkah penuh kelembutan
Tanpa bertumpahnya darah, mereka menang
Menang dengan indahnya yang bagai permata
Lama sejak peristiwa itu
Usianya kini mulai menua
Sudah tiba waktu terakhir untuk melihat dunia
Sudah selesai perannya dalam misi Suci itu
Saat dia menarik nafas terakhir
Rahmat_NYA yang terakhir di dunia Fana
Teringatlah ia pada umatnya
Akankah umatnya akan berakhir dalam kafir?
Dengan izin_NYA, dia lahir
Bermisi suci memurnikan agama_NYA
Mengembalikan kepercayaan umat pada_NYA
Selamanya di Dunia yang Fana
Di tanah-tanah tandus
Perkataannya menembus masa
Memuaskan umat yang haus
Akan kebaikan dari kejamnya dunia
Ketika ia belum menginjak kedewasaan
Yang Maha Kuasa memberinya kepercayaan
Dibersihkan hatinya oleh para pembantu_NYA
Kepercayaan yang tidak pernah disia-siakannya
Secepat angin, waktu berlalu
Ketika kebersihan hatinya memberontak atas segala yang terjadi
Hanya kepada Tuhannya ia mendekatkan diri
Begitu dekat hingga setiap desahan napasnya mengiringi berlalunya waktu
Malam yang kelam dan dingin itu
Tuhannya telah memberinya gelar teragung
Membuat tekadnya sekeras batu
Menegakkan agama_NYA yang Agung
Ketika dimulainya Misi Suci itu
Para penentangnya bersilat lidah dengan pandainya
Mencoba meluluhkan hati pejuang_NYA untuk kembali
Kembali ke jalan yang mereka yakini benar
Namun, semua berlalu, dengan sumpah serapah
Ketika para manusia yang beruntung mulai memasuki kebenaran
Memang, tantangan menerjang bagai longsor batu
Tapi, tak terlintas pikiran menyerah pada masa
Ketika ditantang dengan jalan penuh kekerasan
Dihadapi dengan langkah penuh kelembutan
Tanpa bertumpahnya darah, mereka menang
Menang dengan indahnya yang bagai permata
Lama sejak peristiwa itu
Usianya kini mulai menua
Sudah tiba waktu terakhir untuk melihat dunia
Sudah selesai perannya dalam misi Suci itu
Saat dia menarik nafas terakhir
Rahmat_NYA yang terakhir di dunia Fana
Teringatlah ia pada umatnya
Akankah umatnya akan berakhir dalam kafir?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar