Menambah ilmu mengenai shalat tentunya akan senantiasa memperbaiki
kualitas shalat yang kita lakukan. Dalam kesempatan ini, setidaknya ada beberapa hal
yang perlu kita perhatikan dalam konteks, shalat sebagai sarana kita berhubungan
langsung dengan ALLAH. Marilah kita perhatikan ilustrasi berikut :
Seorang wanita tiba-tiba meneteskan air matanya,
setelah usai membaca surat yang ia terima dari sang kekasihnya..
Dalam surat tersebut dituliskan, bahwa kekasihnya yang akan menikahinya tahun ini
harus melakukan tugas yang sangat penting, sehingga ia tidak bisa pulang
ke kampung halaman sesuai dengan waktu yang dijanjikan…
Dalam surat tersebut kekasihnya menuliskan, bahwa dirinya ditugaskan
untuk memimpin satu pasukan khusus untuk menyusup ke sarang musuh,
untuk menghancurkan persediaan senjata mereka..
Kekasihnya menambahkan lagi, bahwa tugas ini,…adalah tugas yang ke 9 kalinya,
setelah 8 utusan lainnya, kembali dalam keadaan sangat mengenaskan dan tidak bernyawa…
Lelaki tersebut menuliskan pula, permohonan maafnya, dan mengungkapkan kerinduan
dan cintanya yang sangat mendalam pada wanita tersebut..
Pada akhir suratnya, sang kekasih menuliskan, jika dalam 2 bulan ini wanita itu
tidak mendapatkan surat dari dirinya maka, ia berpesan, agar wanita tersebut
tidak usah lagi menanti kedatangan dirinya, karena ia tidak akan pernah bisa menikahinya…karena ia pasti sudah tiada…
Tentunya, setiap wanita yang menerima surat seperti ini,
boleh akan mengalami getaran perasaan yang yang tidak menentu, menangis,
atau bahkan tidak sadarkan diri…. Hal ini tentunya disebabkan karena adanya
ikatan cinta yang mengikat perasaan mereka berdua…
Sehingga kata demi kata dalam surat itu betul-betul berarti dan bermakna…
Hal ini tentunya tidak akan terjadi, jika wanita itu bukanlah kekasih dari lelaki
yang mengirimkan surat tersebut, sehingga antara dirinya dengan pria itu
tidak ada ikatan apapun…
Dan hal ini tidak akan terjadi jika sang wanita itu tidak mengerti bahasa
yang di tuliskan dalam surat tersebut…
Dan hal ini tidak akan pula terjadi, jika sang wanita itu, tidak memahami,
apa yang di maksud dengan isi surat tersebut…
Ilustrasi ini, bisa kita gunakan sebagai pendekatan untuk memahami makna shalat…
Setidaknya, ada 3 hal penting yang perlu kita cermati …
Yang pertama adalah, kita harus mengenal, dengan siapa kita berhadapan
ketika kita sedang shalat…dalam konteks agama biasanya hal ini dikaitkan
dengan kajian Ma’rifatullah…atau mengenal ALLAH…
mengenal memiliki tingkatan tersendiri…
dari mulai mereka yang mengenal hanya tahu sebatas namanya saja,
sampai mereka yang mengenal karena setiap hari bergaul dengannya…
Ma’rifatullah atau mengenal ALLAH, memiliki tingkatan yang sangat tidak terbatas.. semakin banyak ilmu yang kita miliki, maka akan semakin tinggi pula tingkat
keimanan seseorang terhadap ALLAH, dan ketika tingkat keimanan seseorang
semakin tinggi, maka hal itu akan sangat berpengaruh terhadap setiap perbuatan mereka…
Yang kedua adalah, kita harus berusaha untuk mengetahui arti dari setiap bacaan
yang kita baca dalam shalat…Walaupun ALLAH sudah memberikan pahala
dari setiap huruf Al Quran yang kita baca tanpa kita harus mengetahui artinya,…
tetapi dalam konteks komunikasi yang baik, tentunya mengetahui arti yang kita
ucapkan atau arti yang kita baca akan jauh lebih baik dari pada kita tidak mengetahui
arti dari apa yang kita baca…
Sedangkan Yang ketiga, adalah memahami makna dari setiap bacaan yang kita baca..
Mengetahui dan memahami adalah dua hal yang berbeda…
mengetahui adalah tahapan yang pertama sebelum seseorang memahami….
Contohnya,.. pada awalnya kita hanya mengetahui nama seseorang,
tetapi setelah kita bergaul dengannya, maka kita bisa memahami karakter orang tersebut, kebiasaanya, dan banyak hal lainnya…
Setidaknya, dengan tiga hal ini, kita sekarang bisa memahami, mengapa Rasulullah saw
atau para sahabat menangis dalam shalat mereka, berlama-lama dalam shalat mereka,
bahkan, ada juga yang menangis, ketika mereka membaca ayat-ayat dalam Al Quran…
Dan yang lebih penting lagi adalah, bagaimana hasil dialog antara dirinya dengan ALLAH
dalam shalat ia gunakan sebagai petunjuk, sebagai bimbingan yang diwujudkannya dalam menjalani kehidupan sehari-sehari..
Karena, ada juga di antara mereka yang shalat, tetapi shalat nya itu tidaklah mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar, maka ALLAH berfirman “fa wailul…” …
Celakalah orang-orang yang shalat…yaitu mereka yang lalai dari shalat mereka…
Na’udzubillah…
Jika orang yang shalat saja, dinyatakan celaka dalam ayat ini, maka bagaimanakah
dengan mereka yang tidak melakukan shalat…?
Wallahu’alam.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
About Me
- ...CaNdRa KiRaNa...
- @ Tuhan, Saat aku meyukai seorang teman, Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir, Sehingga aku akan tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir. @ Tuhan, Ketika aku merindukan kekasih, Rindukanlah aku kepada yang rindu kepada cinta sejati-MU, Agar kerinduanku kepada-MU semakin menjadi. @ Tuhan, Jika aku hendak mencinta seseorang, Temukanlah aku dengan orang yang mencintai-MU, Agar bertambah kuat cintaku pada-MU. @ Tuhan, Ketika aku sedang jatuh cinta, Jagalah cinta itu, Agar tidak melebihi cintaku pada-MU. @ Tuhan, Ketika aku berucap aku cinta padamu, Biarlah kuakatakan kepada yang hatinya tertaut pada-MU, Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-MU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar