Dicintai oleh orang yang kau cintai sangatlah berarti
Tapi di Cintai oleh sang PENCIPTA adalah segalanya...
Seorang sufi terkenal dan ahli ibadah , Rabi'ah al adawiyah
karena Cintanya yang sangat besar pada “PENCIPTANYA” pernah berdoa :
"YA ALLAH, SEANDAINYA IBADAHKU KEPADA_MU
KARENA AKU TAKUT MASUK API NERAKA,
MAKA MASUKKANLAH AKU KE NERAKA.
DAN SEANDAINYA IBADAHKU KEPADA_MU
KARENA AKU INGIN MASUK SURGA, MAKA JAUHKANLAH AKU DARI SURGA"
LUAR BIASA.... Begitulah, TIDAK ADA yang dapat menghalangi
PENCINTA dengan KEKASIH_NYA .
Dan tidak ada perpisahan antara PENCINTA dengan KEKASIH_NYA.
Rabi'ah al-adawiyah sangat dihormati karena KETULUSAN,
KEIKHLASAN dan CINTA_NYA pada ALLAH SWT.
Kata orang yang pernah melihatnya Rabi'ah al -adawiyah selalu menangis saat beribadah.
Airmatanya bercahaya, Demikian pula wajahnya, sajadahnya, bercahaya.
Keindahan beribadahlah yang menjadikannya seperti itu.
Ibadah yang indah bukan didasarkan pada rasa takut atau menginginkan sesuatu,
seperti takut masuk neraka atau ingin masuk surga.
Kita yakin surga dan neraka itu ada.
Surga dan neraka adalah hadiah atas perilaku kita selama ini.
Biarlah ALLAH SWT yang menentukan kita masuk surga atau neraka .
Dikhawatirkan keinginan atau ketakutan itu menghalangi keikhlasan
dan kekhusyukan dalam beribadah.
Walaupun beribadah karena ingin masuk surga dan takut neraka itu tidak salah.
"IBADAH YANG INDAH" bukan didasari pada keinginan mengumpulkan
pahala sebanyak-banyaknya.
Memang benar dalam Al-Quran dan hadis, ada pahala-pahala
yang dilipatkan bila dikerjakan pada waktu-waktu tertentu.
Tapi jangan sampai kita sibuk menghitungnya.
MEREKA YANG MELANGKAH DIJALAN CINTA,
beribadah dengan KETULUSAN, KEIKHLASAN dan
CINTANYA kepada ALLAH SWT.
BERIBADAH sampai seluruh tubuh ini ikut merasakannya.
BERZIKIR sampai TANGAN, KAKI, MATA, TELINGA
ikut merasakan MAKNA ZIKIR ITU.
TANGAN yang merasakan MAKNA ZIKIR,
TIDAK MUNGKIN BERBUAT JAHAT
KAKI yang merasakan MAKNA ZIKIR, TIDAK MUNGKIN DIPAKAI MELANGKAH UNTUK MENCURI
dan MAKSIAT.
MATA yang merasakan MAKNA ZIKIR, TIDAK MUNGKIN digunakan untuk MELIHAT HAL-HAL YANG SIA-SIA
dan DIHARAMKAN.
LIDAH yang merasakan MAKNA ZIKIR, TIDAK MUNGKIN BERDUSTA dan MENGAJAK BERBUAT DOSA.
TANGAN inginnya MEMBERI, MENOLONG dan MELAKUKAN KEBAIKAN.
KAKI inginnya MELANGKAH KEARAH KEBAIKAN YANG DI RIDHAI_NYA.
MATA inginnya melihat KEHEBATAN KERAJAAN bumi dan langit
agar diri bisa menarik pelajaran dari hal itu.
LIDAH inginnya Memuji ALLAH SWT dengan ZIKIR dan membaca kitabnya (Al-Quran).
Dengan berbuat seperti itu IBADAH akan terasa NIKMAT dan INDAH.
IBADAH tidak selalu berarti berzikir terus menerus di mesjid,
tetapi juga berarti MEMFUNGSIKAN seluruh tubuh ini sebaik-baiknya,
dengan merasakan tanda-tanda kehadiran_NYA.
Bagi kaum yang berfikir seluruh isi bumi ini adalah tanda-tanda_NYA.
Mereka YANG MELANGKAH di JALAN CINTA TIDAK AKAN MENGANGGAP :
* BERIBADAH kepada Allah SEBAGAI BEBAN dan KEWAJIBAN.
* Menuntut ILMU Syari'at SEBAGAI KEGIATAN YANG MENYIBUKKAN.
* Bangun pada 1/3 malam terakhir senagai KESULITAN.
* MEMBAYAR ZAKAT sebagai PENGURAS KEKAYAAN.
* HARTA dan KEKAYAAN sebagai MILIK PRIBADI
* BEKERJA SETIAP HARI sebagai UPAYA MENCARI KEHIDUPAN.
TETAPI MEREKA YANG MELANGKAH DI JALAN CINTA
menganggap dan melakukan semua itu semata-mata
KARENA SANG KEKASIH, IBADAH SUCI UNTUK MERAIH CINTA_NYA.
ANTARA PENCINTA dan YANG DICINTA.
Pabila Cinta menyerumu, ikutilah dia
Walau jalannya terjal dan berliku.
Dan pabila Sayapnya merangkulmu,
serahkanlah jiwamu
Meski pedang tersembunyi dibalik Sayap itu melukaimu..
Dan pabila Ia bicara padamu, yakinlah
Meski pembicaraannya membuyarkan mimpimu...
Sebab sebagaimana cinta memahkotaimu;
Demikian pula ia membunuhmu
Demi hidup jiwamu
Begitu pula demi kematianmu
Apabila dalam kecemasan
Hanya kedirian cinta dan suka citanya yang kau cari
Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan putih
Syukuri harimu dengan penuh cahaya harapan.
Tafakur di siang terik dan renungkan pucuk-pucuk getaran cinta.
Pulanglah dikala senja dengan Syukur memenuhi rongga dada.
Dan tidurlah dimalam hari dengan Doa tuk Kekasih dalam sanubari
Dan basahi lidahmu dengan pujian Kehadirat-Nya
(Kahlil Gibran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar