Bismillaahirrahmaanirrahiim
Jiwa manusia diibaratkan sebagai istri pertama manusia sendiri, yang sering kita lupakan.
Karena sudah tidak terawat dengan baik, sang jiwa menjadi keriput
dan tidak menyenangkan. Akhirnya kebanyakan dari kita akan mencari istri kedua, ketiga ,
bahkan keempat. Pertanyaan kita adalah kenapa jiwa yang dulunya suci, bersih ,
indah dan hebat berubah menjadi kotor , busuk dan tidak terawat?
Mengapa kita beruaha mencari kebahagiaan lain dan buta terhadap kebahagiaan yang sejati?
Jawabnya adalah karena kekurangan 3P , yaitu ;
Perrhatian (p1); Perhatian (p2) , Perhatian (p3).
Padahal istri pertama inilah yang paling setia,
karena dialah sesungguhnya yang akan pergi menemani kematian kita,
ikut mempertanggung jawabkan segala perbuatan yang pernah kita lakukan.
Kurangnya perhatian terhadap jiwa kita sendiri membuat jiwa kita menjadi lemah,
malas , takut,cemas , curiga dan pemarah.
Selalu berusaha menipu diri sendiri di balik topeng-topeng kebahagiaan.
Terkadang bersembunyi dibalik selimut kasih sayang dan kebaikan,
padahal jiwanya rakus dan munafik. Selama dirinya bersembunyi
di balik topeng kebohongan , jiwanya tidak pernah bahagia.
Beningnya suasana batin adalah usaha (tugas) kita yang harus
dibuktikan secara sungguh-sungguh membersihkannya.
Karena untuk mencapai jiwa yang sempurna , seseorang membutuhkan
usaha yang tidak main-main. Kita membutuhklan kesadaran paripurna .
Terdapat Tiga rahasia untuk menjacapai jiwa yang sempurna dan di ridhai Allah ,
namun dari tiga itu berasal dari “ satu kata kunci “ yang kita sebut ,
JAHADA (bersungguh-sungguh)
Kesadaran menggapai jiwa Paripurna :
1.Jihad
Makna jihad disini tidak hanya semata-mata berperang dijalan Allah saja,
namun secara filosofis yakni upaya manusia untuk mengalahkan
dorongan-dorongan dari dalam dirinya untuk berbuat maksiat (negatif)
serta mampu memenangkan kebaikan diatas kebatilan.
Peperangan ini tidak terlihat , namun sangat terasa dalam hati dan jiwa manusia.
Celakanya bila sang badan dipimpin oleh nafsu kebatilan ,
raga ini dengan mudah akan terjerumus dalam dosa yang tiada akhir.
Keberhasilan para tokoh dunia selalu diawali dengan
keberhasilan atas penguasaan dirinya sendiri. Kita bisa bayangkan
bagaimana seorang Einstein bisa menjadi pemikir hebat kalau
dengan dirinya sendiri saja dia sudah terkalahkan.
Newton tentu akan malas membaca rahasia alam melalui sebuah apel,
tapi karena dia telah berhasil menaklukkan dirinya sendiri,
rasa malas, negatif, pesimis itu hilang entah kemana .
Ibnu sina, Ibnu Khaldun, Al-Farabi , Al Ghazali , Al-Kindi , Harun Al Rasyid
dan masih banyak filosof muslim lainnya , mereka tidak akan menghasilkan
karya yang agung seandainya belum bisa menemukan rahasia kehidupan
yang sesungguhnya. Ketika mereka telah berdamai dengan dirinya sendiri,
seluruh alam semesta akan ikut larut dalam perdamaian sejati.
2.Ijtihad
Orang-orang yang pada awalnya tidak memiliki modal dalam menggapai
kesuksesan pelan namun pasti menggapai kesuksesan , ini dikarenakan
mereka bersungguh-sungguh dalam berijtihad .
Dalam unsur ijtihad ada tiga semangat yang tidak bisa dipisahkan ,
yaitu kreatif, inovatif, dan pionir.Kreatif tidak hanya taklik (mengikuti secara buta),
tapi juga ikut dengan mengerti atau membuat karya baru yang justru saling melengkapi.
Dalam pencapaian jiwa yang tercerahkan tidak hanya berakhir pada kreatif,
tapi hasil yang telah jadi dikemas terus hingga menjadi inovasi-inovasi baru tiada henti.
begitu juga bila dikaitkan dengan masalah jiwa. Siapapun yang terus meningkatkan
kualitas jiwanya dia akan lebih cepat mencapainya bila dibandingkan dengan
orang yang merasa suci sendiri, padahal jiwanya terkadang naik terkadang turun.
Unsur Ijtihad dapat berfungsi sebagai pembersih jiwa kelak,
pada saat kita menghadap Allah, jiwa kita pada kondisi yang suci, bersih dan bahagia.
Pionir . Ijtihad itu sendiri sebenarnya adalah usaha yang bersungguh-sungguh
dalam pikiran untuk menyucikan jiwa , yaitu bagaimana kita menjaga pikiran
agar selalu jernih dan cerdas, bukan tumpul dan bodoh.
Pada saat jiwa kita jernih dalam berpikir , kita akan membuang ilalang (pikiran negatif)
agar tidak bersemayam dengan pikiran positif yang kita miliki .
Seorang pencari kebenaran sejati selalu bisa menjaga pikirannya
dari hal-hal yang merendahkan dirinya, Kalau ini dapat kita miliki
semoga bisa menjadi contoh dan teladan bagi orang lain.
3 . Mujahadah
Bila kita telah bersungguh-sungguh dalam jihad dan ijtihad,
kita harus melengkapinya dengan mujahadah. Karena mujahadah adalah
selimut bagi kekosongan hati dan jiwa. Hanya kepada ALLAH lah kita memohon
ampunan dan hanya kepada_NYA segala masalah kita akan terjawab .
ALLAH mengabulkan doa hamba_NYA , meskipun tidak semuanya lansung terkabulkan.
Mujahadah adalah semangat bersungguh-sungguh untuk berdoa
kepada ALLAH agar memudahkan segala usaha dan meluruskan segala niat.
Dalam mujahadah itulah kita menemukan diri ini sangat kecil di hadapan ALLAH.
Dan hanya ALLAH-lah Yang maha Besar. Segala masalah dan jawaban muaranya
selalu bersumber kepada_NYA.
Dan Tuhan kamu (ALLAH) berfirman :
"Berdoalah kepada_KU, niscaya akan KU perkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang takabbur dari menyembah_KU,
mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan terhina"
(QS Al- Mumin (40) : 60)
Pepatah Arab mengatakan “man Jadda wajada”
( “barangsiapa yang bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkannya” ).
Usaha itu harus dilakukan secara menyeluruh, tidak terpisahkan satu sama lain,
jihad, ijtihad dan mujahadah.
Jika kita bermujahadah dengan sungguh-sungguh tapi tanpa jihad (ikhtiar)
kebahagiaan masih sangat jauh dari kita. Sebaliknya Jika kita bersungguh – sungguh
dalam bekerja, namun malas dalam berdoa tentunya kebahagiaan dan kesuksesan
menjadi impian kosong belaka. Begitu juga mungkin kita bersungguh-sungguh
berusaha dan berdoa tapi pikiran malas dan gampang menyerah,
itupun hanya akan menjadi siksaan badan saja. Itulah yang disebuat “Dynamic Interply”,
sesuatu yang tidak bisa dipisahkan antara satu dan lainnya, semua saling ketergantungan.
Wallahu a’lam bishawwab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar